Senin, 12 Februari 2018

Kunci sukses (makalah)


KUNCI SUKSES BELAJAR
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam proses pendidikan di sekolah. Ini berarti keberhasilan dan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik.
Cita-cita seseorang dapat terwujud dengan belajar, prestasi dapat di raih dengan belajar, mampu mengerjakan soal-soal matematika, umpamanya juga dengan belajar. Lalu apakah arti belajar itu sebenarnya?
Seorang guru menyuruh siswanya untuk belajar, dengan sebuah suruhan seusai mengakhiri pelajaran di kelas, “ Nak, belajarlah yang rajin di rumah supaya kamu nanti nilainya tinggi”. Ada juga ucapakan siswa, misalnya, “aku mendapat juara  pertama di kelas setiap kenaikan kelas karena aku rajin belajar”.
Perbedaan mengenai pengertian belajar setiap orang tentu berbeda-beda, terlebih jika tujuan orang untuk mencapai sukses atau cita-cita juga berbeda. Misalnya siswa disuruh menghafal surat yasin, akan berbeda cara dan belajarnya dengan siswa mengerjakan tugas matematika yang diberikan guru.
Akhir dari sebuah pembelajaran adalah sukses yang berarti nilai yang diperoleh siswa tinggi dan tinggi sekali.
Sukses adalah sebuah kata yang mengandung makna keberhasilan dalam melakukan suatu kegiatan. Siswa yang mendapatkan peringkat atau naik kelas dengan nilai yang tinggi bisa disebut sukses. Seorang manajer sebuah perusahaan pemasaran misalnya, mampu meningkatkan omset penjualan dengan keuntungan yang sangat besar bisa juga disebut sukses dalam berbisnis. Seorang mahasiswa mampu menyelesaikan tugas akhir dan lulus dalam perkuliahan bisa di sebut sukses.
Keberhasilan dan kesuksesan dalam kegiatan apapun namanya tidak terlepas dari kunci atau cara bagaimana sehingga menjadi sukses, tanpa terkecuali di dalam belajar.
Madrasah Aliyah Negeri 3 Marabahan merupakan salah satu dari lembaga pendidikan Islam yang melaksanakan proses pembelajaran. Sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam keberadaannya ditengah-tengah masyarakat mendapat perhatian yang luas dimana setiap tahun mengalami peningkatan jumlah peserta didik yang signifikan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang  kunci sukses belajar di MAN 3 Marabahan. Oleh karena itu penulis ingin membuat karya tulis ilmiah dengan judul: “Kunci Sukses Belajar Di Madrasah Aliyah Negeri 3 Marabahan”
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana Kunci Sukses Belajar di MAN 3 Marabahan
2.      Faktor Apa saja yang mempengaruhi Sukses Belajar di MAN 3 Marabahan


C.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui dan menggambarkan Kunci Sukses Belajara di MAN 3 Marabahan
2.      Mengetahui Faktor apa saja yang mendorong dan menghambat kunci sukses belajar di MAN 3 Marabahan
D.    Signifikansi  Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Secara Teoretis
a.       Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan yang berkenaan dengan kunci sukses belajar pada Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Batola.
b.      Proses kunci sukses belajar di MAN 3 Marabahan diharapkan mampu menambah nilai posistif pada Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Barito Kuala.
2.     Secara Praktis
a.       Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kongkrit, memberikan sumbangan pemikiran dan masukan bagi madrasah terhadap ilmu pengetahuan baik ilmu keagamaan maupun ilmu umum
b.      Sebagai bahan  informasi dan masukan kepada kepala madrasah agar lebih intens dalam melakukan proses pembelajaran dan peningkatan kualitas peserta didik di madrasah.
c.       Sebagai bahan peneliti untuk mengikuti lomba karya tulis ilmiah dalam rangka kompetisi guru berprestasi tahun 2015.
E.     Sistematika penulisan
Makalah ini terdiri dari V bab, dengan sistematika pembahasan masing-masing   sebagai berikut:
Bab I, Pendahuluan memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II, Kerangka Teori, Pada Bab ini diuraikan tentang literatur  yang berkaitan dengan penelitian yaitu: Pengertian Belajar, yang terdiri dari tujuan belajar, prinsip-prinsip belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, dan kunci sukses belajar yang terdiri dari: atur Jadwal belajar, belajar yang serius, minat belajar, hindari rasa bosan dalam belajar, belajar sendiri, belajar kelompok dan berdoa.
Bab III, Metode penelitian.  Bab memuat uraian pendekatan penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik analsisi data
Bab IV, Hasil penelitian dan pembahasan.  Bab ini memuat hasil observasi dan hasil hasil wawancara.
Bab VI, Penutup terdiri dari ; Kesimpulan dan Saran.




BAB II
KERANGKA TEORI
A.       Pengertian Belajar
Untuk memperoleh pengertian tentang belajar, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli.
Belajar dapat didefinisikan, “ suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya”(M. Dalyono, 1996:49).
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:
“ Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.(Slameto, 2003:2)
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Kaki seorang anak menjadi patah karena jatuh dari pohon kelapa yang tinggi, perubahan semacam ini tidak dapat digolongkan ke dalam perubahan dalam arti belajar. Lain halnya seorang bayi misalnya harus belajar berbagai kecakapan terutama sekali motorik seperti belajar menelungkup, duduk, merangkak, berdiri dan berjalan, hal semacam ini termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
Sementara itu Syaiful Bahri memberikan pengertian belajar.
Belajar adalah suatu kegiatan yang kita lakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Dalam belajar, kita tidak bisa melepaskan diri dari beberapa hal yang dapat mengantarkan kita berhasil dalam belajar. (Syaiful Bahri Djamarah, 2008:15)
Dalam  belajar  yang  terpenting  adalah  proses  bukan  hasil  yang diperolehnya.  Artinya,  belajar  harus  diperoleh  dengan  usaha  sendiri,  adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik. Ketika seorang anak mendapatkan hasil tes yang bagus tidak bisa dikatakan sebagai belajar apabila hasil tesnya itu didapatkan dengan cara yang tidak benar, misalnya hasil mencontek.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang secara keseluruhan mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
1.         Tujuan Belajar
Kegiatan apa pun namanya tentu harus mempunyai tujuan. Demikian halnya dengan belajar harus mempunyai tujuan.
Diantara beberapa tujuan belajar adalah sebagai berikut: (Sadirman, 2008:28)
a.       Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan dan  kemampuan  berfikir  sebagai  yang  tidak  bisa  dipisahkan.  Dengan  kata lain  tidak  dapat  mengembangkan  kemampuan  berfikir  tanpa  bahan pengetahuan,  sebaliknya  kemampuan  berfikir  akan  memperkaya pengetahuan.  Tujuan  ialah  yang  memiliki  kecenderungan  lebih  besar perkembanganya  di  dalam  kegiatan  belajar.  Dalam  hal  ini  peran  guru sebagai pengajar lebih menonjol.
b.       Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman  konsep  atau  merumuskan  konsep,  juga  memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan itu memang dapat di didik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan.
c.        Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru  harus  lebih  bijak  dan  hati-hati  dalam  pendekatanya. Untuk  ini dibutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh teladan.
2.         Prinsip-Prinsip Belajar
Menurut Slameto ada prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan:
a.       Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
1.      Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional;
2.      Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional;
3.      Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif;
4.      Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
b.      Sesuai hakikat belajar
1.      Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya
2.      Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery
3.      Belajar adalah proses kontinguitas ( hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan.
c.       Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
1.      Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki sturktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah  menangkap pengertiannya;
2.      Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus di capainya.
d.      Syarat keberhasilan belajar
1.      Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang;
2.      Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.( Slameto, 2003:27-28)


3.      Faktor-Faktor yang mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor  yang  mempengaruhi  belajar  anak  dapat  dibagi  menjadi dua yaitu : (Slamet, 1996:34)
1.  Faktor yang berasal dari diri anak
a. Faktor fisiologi yaitu faktor yang meliputi jasmani anak. Apakah anak sehat, tidak sehat (sakit)?
b. Faktor psychology yaitu faktor yang  meliputi rohani yang mendorong aktivitas  belajar  anak.  Hal  ini  berpengaruh   pada  :  taraf   intelegensi, motivasi belajar, sosial ekonomi, sosial budaya dan lain-lain.
2.  Faktor yang berasal dari luar diri anak
a. Faktor non sosial yang meliputi keadaan udara; waktu (pagi; siang dan sore), tempat dan alat-alat yang dipakai dalam pembelajaran.
b. Faktor sosial yang meliputi pendidik, metode pengajaran.
B.     Kunci Sukses Belajar
Kesuksesan tidak bisa didapat begitu saja tanpa usaha dan kerja keras dalam belajar dan bekerja. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan  yang  baru  sebagai  hasil  pengalamannya  sendiri  dalam  interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang dimaksud disini adalah perubahan yang dilakukan secara sadar (disengaja) dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik atau meningkat dari sebelumnya.
Banyak orang yang belajar namun seringkali mengalami kegagalan dan tidak mendapatkan hasil dari belajarnya. Ketidak berhasilan yang  dialami orang dalam belajar disebabkan oleh banyak hal, antara lain belajar tidak teratur atau tidak terjadwal, belajar tidak konsentrasi atau tidak serius, kurangnya minat belajar, merasa cepat bosan.
Untuk mencapai kesuksesan dalam belajar maka diperlukan perjuangan dan pengorbanan, baik harta maupun benda, baik waktu maupun tenaga. Dan “rahasia sukses belajar terletak pada pemilikan sikap mental cendekia dan satu kalimat “kunci”, yaitu penguasaan cara belajar yang baik sebagai penuntun kearah penguasaan ilmu yang optimal” ( Syaiful, 2008:11)
1.         Atur Jadwal belajar
Belajar dengan teratur dan terjadwal merupakan pedoman mutlak yang harus dimiliki siswa dalam menuntut ilmu pengetahuan baik di sekolah maupun di perguruan tinggi (universitas). Bahan pelajaran yang banyak harus dikuasai siswa atau mahasiswa dan mau tidak mau harus menyediakan waktu yang banyak dan perlu dijadwalkan waktu belajarnya. Penguasaan semua bahan pelajaran hendaknya dimulai sejak dini, tidak harus menunggu sampai menjelang ulangan atau ujian. “Menunda waktu merupakan sikap kurang baik dalam belajar. Satu, dua, atau tiga hari lagi akan mengikuti ulangan, baru belajar. Hal ini adalah suatu tindakan yang kurang menguntungkan sebab dalam waktu yang relatif singkat itu tidak mungkin dapat menguasai ssemua bahan untuk semua mata pelajaran”. (Syaiful, 2008:16)
Siswa yang sering hadir tatap muka dengan guru di dalam kelas dipastikan ia akan banyak memahami penjelasan yang diberikan oleh guru, sebaliknya siswa yang sering tidak masuk sekolah dapat dipastikan akan kurang dalam memahami bahan-bahan pelajaran yang diberikan guru karena tidak semua bahan bisa dipahami  oleh siswa sendiri. Guru dan dosen yang menjembatani ketika memahami sebuah materi, bukan di pahami oleh siswa itu sendiri. Untuk bidang eksak atau matematika perlu latihan secara kontinu dan teratur dan ini banyak memerlukan waktu untuk belajar sehingga persentase waktu belajar matematika lebih banyak dibandingkan dengan waktu belajar mata pelajaran lain. Demikian halnya dengan waktu yang efektif untuk proses pembelajaran di sekolah. Pengaturan jadwal oleh wakamad kurikulum hendaknya mata pelajaran matematika dan IPA tidak terlalu siang atau jam terakhir, namun hendaknya di waktu pagi dimana  otak siswa masih pres dan  masih segar untuk menerima pelajaran eksak.
Itulah sebabnya penting bagi siswa untuk membiasakan diri dengan mengatur jadwal belajar dan sikap teratur dalam segala hal yang berkenaan dengan keberhasilan atau kesuksesan belajar. Mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya adalah kunci utama menuju sukses.
Dalam mengatur jadwal perlu adanya pembagian waktu yang 24 jam sebagai berikut:
a.       Tidur                                             : sekitar 8 jam
b.      Makan, mandi dan olah raga         : sekitar 3 jam
c.       Urusan pribadi dan lain-lain          : sekitar 2 jam
d.      Sisanya untuk belajar                    : sekitar 11 jam (Syaiful, 2008:25)
2.         Belajar yang Serius dan Bersemangat
Keberhasilan dan kesuksesan tidak begitu saja diperoleh tanpa adanya belajar. Belajar yang tidak serius akan melahirkan hasil yang tidak maksimal. Ketika guru menyampaikan materi pelajaran di depan kelas seyogyanya siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan serta membuat catatan-catatan penting atau risume dan juga menanyakan ketika penjelasan guru kurang bisa dipahaminya. Sebaliknya jika siswa tidak memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru dan cuek serta acuh terhadap penjelasan guru maka akibatnya pemahaman terhadap materi kurang.
           Keseriusan siswa dalam mengikuti materi pelajaran menumbuhkan pemahanan dan pengetahuan yang baik. Selain itu siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas harus bersemangat. “Orang yang tidak bersemangat dalam belajar berarti lesu. Lesu berarti kurang bergairah. Kurang bergairah berarti kurang motivasi. Lesu adalah musuh utama untuk meraih kesuksesan studi. Membiarkannya berlama-lama dalam diri, sama halnya menyembunyikan musuh dalam selimut. Ini sangat berbahaya, melebihi bahaya menghadapi musuh yang nyata dapat dilihat. Maka harus dibasmi sebab bisa membawa kepada kegagalam studi” (Syaiful, 2008:19).
Semangat bisa diusahakan dengan melihat orang lain bersemangat dalam bekerja dan belajar. Belajar dari pengalaman orang lain yang berhasil menjadi motivasi yang kuat untuk semangat diri dalam meraih sukses. jika seseorang telah mempunyai semangat yang tinggio untuk berbuat dan bekerja, maka otomatis ia akan dapat mengusir, menghilangkan rintangan dan hambatan seperti malas, santai, mudah mengantuk, melamun, bosan, lesu dan sebagainya. Seperti kata pepatah” Jika ada kemauan pasti ada jalan, jika tidak ada kemauan seribu alasan”.
3.      Minat Belajar
Orang yang tidak memiliki minat terhadap suatu kegiatan atau pekerjaan, maka tidak akan mendapatkan hasil yang baik. Demikian halnya siswa yang kurang atau tidak berminat dalam belajar dan mempelajari suatu ilmu maka ia tidak akan berhasil. Pada mata pelajaran matematika misalnya, siswa yang kurang berminat belajar matematika bisa dipastikan ulangan dan ujiannya mendapatkan nilai rendah. Bagaimana mungkin ia akan mendapatkan nilai tinggi jika ia tidak berminat mempelajarinya. Akibat tidak senang mempelajari mata pelajaran matematika akan menimbulkan rasa malas sehingga ia tidak konsentrasi dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan guru kepadanya dan selalu salah dan nilainya akan rendah. Sebaliknya siswa yang minatnya tinggi dalam belajar bisa dipastikan nilainya juga tinggi.
Hasil penelitian penulis mengenai korelasi antara minat dan prestasi pada mata pelajaran matermatika di kelas II SMAN 1 Tamban merupakan bahan dan bukti konkrit dimana dari “ Hasil analisis uji hipotesis terlihat bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan (berarti) antara minat dengan prestasi siswa mata pelajaran matematika, dimana r xy diperoleh sebesar 0,328 lebih besar dari harga r tabel pada taraf signifikan 5% yaitu 0,228 sedangkan pada taraf signifikan 1 % yaitu 0,372 lebih besar dari r xy, sehingga angka indeks korelasi yang diperoleh tidak bertanda negatif, dengan demikian hipotesis alternatif “ diterima” sedangkan hipotesis nol “ ditolak” (Suriyadi, 2003:125)
4.         Hindari Malas Belajar
Malas adalah salah satu sifat yang senantiasa menggejala dalam setiap diri manusia. Malas adalah gejala psikologi (kejiwaan) yang dapat dilihat secara nyata dalam bentuk sikap dan perbuatan.
Malas merupakan musuh utama yang nyata membawa seseorang kejurang kegagalan. Lawan kata malas ialah rajin.
Sebagai seorang pelajar atau mahasiswa harus mampu mengatasi sifat malas dan harus menyadari bahwa hanya dengan kreativitas akan melahirkan produktivitas.
           Kegagalan studi pelajar atau mahasiswa salah satu penyebabnya malas belajar. Sejumlah buku malas dibaca, hanya dibiarkan berserakan menghiasi rak buku atau meja belajar. Pekerjaan rumah (PR)  bertumpuk-tumpuk menghiasi buku agenda kegiatan studi, penyelesaiannya di tunda-tunda hingga menjelang hari ujian/tentamen. ( Syaiful, 2008: 35). Tanamkan pada diri sendiri bahwa berstudi hanya untuk mendapatkan ilmu, bukan hanya karena nilai.

5.   Kiat Belajar Sendiri
a.       Mempunyai Fasilitas dan Perabot Belajar
Keberhasilan seseorang dalam kegiatan apapun memerlukan keterlibatan jiwa dan raga. Orang yang belajar memerlukan alat bantu dan fasilitas . karenanya, fasilitas tidak bisa diabaikan dalam masalah belajar.
Fasilitas dan perabot belajar sendiri dalam hal ini meliputi  keperluan belajar berupa kertas, pensil, pulpen, buku catatan, buku penunjang dan buku paket,  meja dan kursi belajar, laptop, dan sebagainya.
b.      Mengulangi Bahan Pelajaran
Untuk lebih meningkatkan pemahaman terhadap materi yang telah di ajarkan dan disampaikan guru/dosen, maka jangan lupa untuk mengulangi bahan pelajaran atau materi di rumah atau asrama. Penjelasan guru/dosen kadang tidak semuanya terkesan dengan baik atau samar dalam ingatan, bila tidak segera diulang kemungkinan besar akan terlupakan. Oleh karena itu, pengulangan sangat membantu untuk memperjelas semua materi yang masih samar-samar tadi.
c.       Menghafal Bahan Pelajaran
Menghafal merupakan salah satu kegiatan dalam rangka penguasaan bahan pelajaran. Mata pelajaran matematika, misalnya; perlu adanya menghafal rumus-rumus yang berkenaan dengan hitungan angka-angka, menghapal perkalian dalam bilangan bulat sangat membantu siswa menyelesaikan dengan cepat soal-soal yang diberikan guru. Demikian mata pelajaran bahasa Inggris, bahasa Arab, dan bahasa Indonesia, perlu menghapal kosa kata sehingga membantu dalam menterjemahkan sebuah kalimat dan dalam percakapan. Dalam mata pelajaran ilmu sosial juga perlu menghafal nama atau tempat kejadian suatu peristiwa masa lalu, menghapal pendapat ahli tertentu yang ,menghendaki jawaban apa adanya dan tidak boleh mengadakan perubahan terhadap pendapat itu.
d.      Membaca buku
Membaca buku merupakan keharusan bagi pelajar atau mahasiswa. Dengan banyak membaca buku-buku pelajaran atau buku umum maka akan menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan. Ada istilah yang populer mengenai orang yang suka membaca buka dengan istilah “ kutu buku”. Istilah ini bukan isapan jempol yang tanpa punya makna, orang yang di sebut dengan istilah itu banyak tahu dan menanbah khasanah perbendaharaan ilmu si pembaca. Maka seyogyanya siswa jangan mengabaikan soal membaca buku, sebab buku adalah jendela ilmu pengetahuan.
e.       Membuat Ringkasan
Salah satu kiat belajar sendiri yang perlu dilakukan adalah membuat sebuah ringkasan setiap mengakhiri proses pembelajaran di kelas.
“Ringkasan atau sering juga disebut dengan istilah precis adalah bentuk singkat atau ringkas dari sebuah karangan yang masih memperhatikan sosok dasar dari aslinya. Inti bacaan dalam ringkasan yang dibuat tidak meninggalkan urutan-urutan gagasan yang melandasinya”. (Syaiful, 2008:69).
Dengan demikian siswa yang setiap mengakhiri proses pembelajaran di kelas membuat ringkasan maka akan memudahkan dalam belajar dan mudah ingat materi yang telah diterimanya.
f.       Mengerjakan Tugas
Salah satu modal kesuksesan dalam belajar yang tidak bisa dianggap mudah adalah mengerjakan tugas.
Bagi siswa mengerjakan tugas, baik tugas yang dikerjakan di sekolah secara sendiri atau kelompok, maupun tugas yang dikerjakan di rumah (PR) harus dikerjakan tepat waktu dan jangan menunda-nunda atau menumpuk-numpuk pekerjaan.
g.      Memanfaatkan Perpustakaan
Perpustakaan sebagai jendela ilmu pengetahuan sudah semestinya selalu dikunjungi siswa atau mahasiswa. Selain untuk mencari bahan tugas guru/dosen, perpustakaan dimanfaatkan untuk menggali berbagai pengetahuan yang menambah ilmu perbendahaaran ilmu bagi diri siswa/mahasiswa.
“Perpustakaan sebagai wadah berhimpunnya sejumlah literatur (buku) yang diperuntukan bagi mereka yang kehausan ilmu. Dengan begitu, maka perpustakaan terkesan menyenangkan dan menyejukkan bagi yang melihat dan mendengarnya. Jadi, perpustakaan identik dengan  dunia pustaka, bahkan “ jantungnya” dunia pendidikan” (Syaiful, 2008:74).
6.      Kiat Belajar di Sekolah
Untuk meraih sukses, tidak hanya kiat belajar sendiri yang diperlukan, kiat belajar di sekolah juga perlu.
Berikut kiat belajar di sekolah menurut Syaiful dalam bukunya Rahasia Sukses Belajar menyebutkan:
a.       Masuk kelas tepat waktu;
b.      Memperhatikan penjelasan guru;
c.       Menghubungkan pelajaran yang sedang diterima dengan bahan yang sudah dikuasai;
d.      Mencatat hal-hal yang dianggap penting;
e.       Aktif dan kreatif dalam kerja kelompok;
f.       Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas;
g.      Pergunakan waktu istirahat sebaik-baiknya;
h.      Membentuk kelompok belajar; dan
i.        Memanfaatkan perpustakaan sekolah. ( Syaiful, 2008:88).
7.      Awali dan Akhiri Belajar dengan Doa
Sebelum memulai suatu pekerjaan hendaknya di awali dengan membaca doa. Doa itu membukakan pintu pemahaman, kemudahan  kita terhadap apa yang kita pelajari, sehingga begitu pentingnya doa dibaca sebelum memulai pelajaran. Selain itu doa merupakan permohonan kita kepada Allah SWT. maka memohonlah kita agar mendapat keselamatan  ketika kita pulang kerja, supaya selamat didalam perjalanan menuju ke rumah masing-masing.











BAB    III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dan menggunakan pendekatan kualitatif dengan data yang diuraikan secara deskriptif.
Penelitian kualitatif itu berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya  pada usaha menemukan teori dari-dasar,  bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak: peneliti dan subjek penelitian. ( Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, , 2001: .27)

B.     Subjek dan Objek Penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah kepala Madrasah, guru dan siswa yang dijadikan responden.
Sedangkan objek dalam penelitian ini kunci sukses belajar sehingga mendapatkan bebagai prestasi dan kesuksesan di madrasah yang meliputi:  Jadwal Belajar, serius belajar, semangat belajar, minat belajar,  rajin belajar, Kiat belajar sendiri Kiat belajar di Sekolah, Doa ketika memulai dan mengakhiri belajar.



C.    Data dan Sumber Data
Data yang ingin digali dalam penelitian ini  adalah informasi atau keterangan yang berkaitan dengan tujuan / objek penelitian dan data yang  sesuai dengan fokus penelitian.
D.    Teknik Pengumpulan Data
              Teknik pengumpulan data yaitu cara yang dimaksud untuk mengumpulkan data, yang merupakan langkah paling stategis dalam penelitian, karena tujuan penelitian adalah mendapat data. (Anas Sudjiono, 2001:17)
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumen.
E.     Teknik Analisis Data
Dalam metode ilmiah, mengolah dan menganalisis data merupakan bagian yang sangat urgen, karena pada bagian inilah data dapat memberikan arti dan makna untuk memecahkan masalah. Pengolahan dan analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar. Tahapan analisis data penelitian adalah sebagai berikut:
a.    Data yang telah didapat diperiksa kembali dan disajikan dalam  bentuk temuan-temuan yang akan diproses untuk diteliti.
b.   Kategorisasi, yaitu : usaha memilah-milah setiap satuan-satuan ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan dan ciri.
c.    Menelusuri dan menjelaskan kategori-kategori temuan dan memberi ciri.
d.   Sintesiasi, yaitu : menjelaskan dan memberi kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya.
e.    Kesimpulan dan verifikasi, yaitu : merumuskan suatu pertanyaan yang proposional dan verifikatif yang akan menjawab penelitian.




















BAB    IV
HASIL PENELITIAN  DAN PEMBAHASAN

A.       Latar Belakang Objek Penelitian Pada MAN 3 Marabahan
1.         Sejarah Singkat Berdirinya MAN 3 Marabahan
Berdasarkan data dokumen yang peneliti peroleh di lapangan diketahui bahwa Madrasah Aliyah Negeri 3 Marabahan pada mulanya adalah Madrasah Aliyah Swasta yang bernama Pendidikan Guru Agama (PGA 4 Tahun) yang berdiri pada tahun 1975. Pada tahun 1979, PGA 4 tahun tersebut diganti menjadi Madrasah Tsanawiyah Lawirul Hidayah dan Madrasah Aliyah Lawirul Hidayah. Madrasah Tsanawiyah Lawirul Hidayah ini dibentuk dengan maksud untuk bisa menampung sebagian siswa  tamatan MI dan SD, begitu juga Madrasah Aliyah adalah untuk menampung tamatan MTs Lawirul Hidayah dan SMPN 1 Tamban yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang tingkat atas di bawah naungan Departemen Agama.
Madrasah Aliyah Lawirul Hidayah dipimpin oleh Bapak Ladi Nawidi. Kemudian seiring dengan perkembangan maka MTs Lawirul Hidayah dan MA Aliyah Lawirul Hidayah ini dinegerikan pada tahun 1997, yang secara simbolis dilakukan peresmian dan penegerian oleh Bapak Bupati Barito Kuala Drs. H. Raymulan dengan penanda tanganan prasasti pada tanggal 05 Mei 1997. Sejak saat itu berubah status menjadi MTsN Tamban dan MAN 3 Marabahan. Setelah menjadi MAN 3 Marabahan , kepala madrasahnya digantikan oleh Bapak Drs. Mursalin.
MAN 3 Marabahan merupakan salah satu madrasah yang menjadi pilihan utama masyarakat Tamban dan masyarakat desa/kecamatan Mekarsari dan Tabunganen. MAN 3 Marabahan merupakan satu-satunya Madrasah Aliyah yang berstatus Negeri di wilayah Selatan Kabupaten Barito Kuala.
Sejak dinegerikan sampai saat ini MAN 3 Marabahan telah mengalami beberapa pergantian  kepala madrasah:
a.       Drs. Mursalin  (Tahun 1997 -  2001)      
b.      Drs. Misran Ariyadi  (Tahun 2001 -  2003)    .
c.       Drs. H. Mustafa Yusuf, AR  ( Tahun 20032006 )  
d.      Drs. Surya Subur  ( Tahun 2006 -  2007 )
e.       Asyikin noor, S.Pd.I (Tahun 2007 -  2009)      
f.       Drs. Muhammad Thahir, S.Pd  (Tahun 2009 -  2013)           
g.       Drs. Rustam Eff, M.Pd.I (Tahun 2014 –Sekarang) [1]
2.      Letak Geografis Man 3 Marabahan
        MAN 3 Marabahan terletak di Desa Purwosari 1 Km. 6 Kecamatan Tamban Kabupaten Barito Kuala. Jarak tempuh dari pusat kecamatan 2 km, jarak dengan Kabupaten Barito Kuala mencapai 75 km, sedangkan jarak dengan Ibu kota Provinsi kira-kira 25 km. Jarak dengan SMAN 1 Tamban 4 km,  dengan SMKN adalah 1,2 Km, dengan SMA al-Munawwir adalah 1,5 Km.  MAN 3 Marabahan dengan letaknya yang strategis dapat menarik minat siswa-siswi yang ingin sekolah ke madrasah ini. Di samping juga letaknya jauh dari keramaian Pasar Sabtu, suasana lingkungannya tenang karena jauh dari kebisingan lalu  lintas.
3.      Visi dan Misi MAN 3 Marabahan
a.       Visi:
Menciptakan manusia yang handal untuk menjadi manusia  yang cerdas, beriman, bertagwa, berakhlak mulia, berilmu dan terampil serta mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan di masyarakat
b. Misi:
1)  Meningkatkan kegiatan belajar dan mengajar yang efektif dan  efesien dengan sumber belajar yang memadai.
     2) Meningkatkan  kegiatan   intra   dan    ekstra  kurikuler serta   pengembangan diri.
    3)   Meningkatkan kedisiplinan dan akhlakul karimah.
4.      Keadaan Guru dan Karyawan di MAN 3 Marabahan
Berdasarkan data dokumen dapat diketahui bahwa guru dan karyawan yang ada pada MAN  3 Marabahan Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Non PNS atau honorer. Secara keseluruhan, jumlah guru sebanyak 7 orang PNS dan 17 orang non PNS.  Kepala tata usaha ada1 orang PNS.
Adapun rincian tugas tenaga pendidik dan kependidikan pada MAN 3 Marabahan dapat dilihat pada tabel berikut:


Tabel  4. 9 Tenaga Pendidik Dan Kependidikan MAN 3 Marabahan
No
Nama Guru/Karyawan
Tugas/Mengajar MP
Keterangan
Sertifikasi
1
Drs. Rustam Eff. M.Pd.I
Kamad/B. Inggris
Sertifikasi
2
Hj. Laila, S.Ag
Waka Kur/Bhs.Arab
Sertifikasi
3
Abdurrahman,S.Pd
Waka Kes/Ekonomi
Sertifikasi
4
Mahmudin, S.Pd.I
Waka Sapra/Q.Hadits
Belum
5
Syahrir, S.Ag
Waka Humas/Fikih
Sertifikasi
6
Mila Hayati, S.Pd.I
Peng.Perpus/A.Akhlak
Belum
7
Abdurrahman Yahya
Ketua Komite/Mulok
Belum
8
Dra. Siti Rasmulyani
Guru/Eko,Seni Budaya
Sertifikasi
9
Rusnah, S.Pd.I
Guru/Sosiologi,Sej
Sertifikasi
10
Yumiat,S.Pd
Guru/Biologi,Fisika
Sertifikasi
11
Mu Kulsum, S.Pd
Guru/B.Inggris
Belum
12
Halimatussa’diyah, S.Ag
Guru/B. Indonesia
Belum
13
 Sri Isnawati, S.Pd
Guru/Matematika
Belum
14
Hermansyah
Guru/Penjas,Peng.Diri
Belum
15
Anis Yulistiana,S.Pd
Guru/Geog,PKn
Belum
16
M. Fatah Yasin,S.Th.I
Guru/Ilmu Kalam,Tafsir
Belum
17
Hapip Anshori, S.Pd
Guru/B.Inggris,Peng.Diri
Belum
18
Maria Ulfah, S.Pd
Guru/TIK, Kimia
Belum
19
Salamah, S.Pd
Guru/Fisika,Kimia
Belum
20
Arif Rahman Mubin, S.Pd
Guru/B. Indonesia
Belum
21
Irhamsyah, S.Ag
Kaur TU
Belum
22
Bahrul Ilmi, S.Pd
Guru/Mtk,TIK
Belum
23
M. Arif Hakim,S.Pd
Guru/SKI
Sertifikasi
24
Nor Aimah, S.Pd
Guru/BK
Belum
25
M. Yani
Staf Teknis
Belum

5.      Keadaan Siswa dan Siswi MAN 3 Marabahan
               Berdasarkan dokumen yang peneliti peroleh  di lapangan menunjukkan bahwa data siswa dan siswi MAN 3 Marabahan tahun Pelajaran 2012/20`3,  2013/2014, 2014/2015 dapat dilihat pada Tabel berikut:




Tabel  4.10 Jumlah Siswa dan Siswi MAN 3 Marabahan 2012/2013

No
Kelas
Laki
Perempuan
Jumlah
1
X A
15
15
30
2
X B
14
16
30
3
XI IPA
2
16
18
4
XI IPS
7
14
21
5
XI AGAMA
12
4
16
6
XII IPA
6
10
16
7
XII IPS
9
6
15
8
XII AGAMA
7
3
10

Jumlah
72
84
156


Tabel  4.11 Jumlah Siswa dan Siswi MAN 3 Marabahan  2013/2014

No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
X
9
11
20
2
X
8
12
20
3
XI IPA
7
10
17
4
XI IPS
9
11
20
5
XI AGAMA
12
8
17
6
XII IPA
2
15
20
7
XII IPS
7
12
19
8
XII AGAMA
9
3
12

Jumlah
66
79
145

Tabel  4.12 Jumlah Siswa dan Siswi MAN 3 Marabahan 2014/2015

No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
X
8
15
23
2
XI IPA
6
14
20
3
XI IPS
10
10
20
4
XII  IPA
6
10
16
5
XII IPS
8
11
19
6
XII AGAMA
12
8
20

Jumlah
50
68
118




6.      Keadaan Sarana dan Prasarana MAN 3 Marabahan

Tabel 4.13 Sarana dan Prasarana MAN 3 Marabahan

No
Nama
Jumlah
Keterangan
1
Ruang Kamad
1

2
Ruang guru
1

3
Ruang TU
1

4
Ruang Kelas
10

5
perpustakaan
1

6
Mushala
1

7
Toilet / Wc Guru
1

8
Toilet/ WC siswa
3

9
Tempat Parkir
2

10
Halaman Upacara
1

11
Lapangan Volly
1

12
Dapur
1


Jumlah
24




7.      Keadaan Prestasi dan Sukses Belajar Siswa MAN 3 Marabahan


Prestasi dan kesuksesan yang diraih siswa dalam setiap kegiatan, baik prestasi akademik maupun non akademik  merupakan dambaan setiap lembaga pendidikan, tidak terkecuali  MAN 3 Marabahan yang juga mampu meraih banyak prestasi.
Untuk mengetahui prestasi pada MAN 3 Marabahan dapat dilihat pada tabel berikut ini



Tabel 4.14 Prestasi Siswa  Madrasah Aliyah Negeri 3 Marabahan
No
Nama Kegiatan
Tingkat
Tahun
Prestasi/Juara
1
Kompetensi Sain Madrasah Bidang stusi Kimia
Kabupaten
2013
I
2
Kompetensi Sain Madrasah Bidang studi Biologi
Kabupaten
2013
III
3
Paskibra SMA sederajat
Kecamatan
20`13
II
4
Pekan Rajabiyah MTs/MA (Tropi Bergilir)
Kecamatan
2012
Umum
5
Maulid Habsy Putri SMA/MA
Kabupaten
2013
I
6
Lomba Catur putra
Kecamatan
2008
I
7
Lomba Azan SMA/MA
Kecamatan
2011
II
8
Lomba Gerak Jalan
Kecamatan
2009
III
9
Lomba Habsy
Banjarmasin
2013
III
10
Lomba Pidato Bahasa Inggris
Kabupaten
2013
II
12
Lomba Puitisisasi Al-Qur’an
Kabupaten
2013
III

B.     Hasil Wawancara
1.      Wawancara dengan kepala MAN 3 Marabahan
a.       Bagaimana bapak memotivasi prestasi siswa?
b.      Bagaimana upaya bapak untuik meningkatkan kualitas madrasah?
c.       Adakah reword atau hadiah bagi siswa berprestasi?
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala MAN 3 Marabahan diperoleh gambaran sebagai berikut:
Sebelum melaksanakan program menurut kepala Madarasah dilakukan rapat.
“Kami melaksanakan rapat setiap satu bulan sekali bersama seluruh dewan guru serta karyawan dalam menentukan program-program yang berkaitan dengan kemajuan madrasah, mengevaluasi kinerja guru dan karyawan, tata tertib siswa dan mengadakan perbaikan yang dirasa belum optimal.”[2]

Selain membuat dan menentukan program kemajuan madrasah yang berkenaan dengan tugas guru dalam proses pembelajaran, kepala madrasah selalu memberi motivasi kepada siswa untuk meningkatkan kualitas belajarnya dengan selalu menjalankan disiplin waktu yakni waktu datang dan pulang sekolah. Sebagaimana hasil wawancara dengan kepala MAN 3 Marabahan:
“Salah satu upaya untuk membudayakan disiplin warga madrasah adalah ucapara bendera yang dilaksanakan setiap pagi senin, ini merupakan pembinaan disiplin waktu, tanggungjawab, kebersamaan, latihan mental bagi petugas upacara, dan sebagai bentuk penyampaian pesan melalui amanat pembina upacara yang menyangkut tata tertib madrasah yang harus di taati dan dipatuhi. Bagi siswa yang terlambat mengikuti upacara bendera, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan kredit poin pelanggaran yang memang sudah diprogramkan madrasah.[3]

Motivasi yang diberikan oleh kepala madrasah terhadap siswa secara umum sering disampaikan dalam kegiatan upacara bendera.
Untuk lebih memotivasi dan memberikan semangat dalam belajar, kepala madrasah juga memberikan hadiah berupa buku tulis atau alat tulis yang diberikan ketika kenaikan kelas, yakni yang mendapat juara 1, 2 dan 3.
2.      Wawancara dengan guru/ wali kelas
a.                Apakah Bapak/Ibu dalam mengajar menggunakan perangkat pembelajaran?
b.               Bagaimana Bapak/Ibu menumbuhkan minat belajar siswa?
c.                Apakah Bapak/Ibu dalam proses pembelajaran menggumakan model pembelajaran dan metode pembelajaran?
Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran diperoleh gambaran sebagai berikut:
“Kami dalam proses pembelajaran dikelas memang menggunakan perangkat pembelajaran seperti RPP, Silabus, Jurnal dan buku kehadiran siswa”.[4]
Motivasi dan dorongan selalu diberikan oleh kamad dan guru ketika berakhirnya pelajaran di kelas supaya siswa belajar, selain di madrasah juga belajar di rumah sebagaimana hasil wawancara penulis sebagai berikut:

“ Nak untuk hari ini pelajaran cukup sampai disini, dan Ibu harapkan anak lebih giat lagi belajar, selain belajar di kelas ini juga belajar di rumah agar pelajaran yang Ibu berikan tadi lebih mudah ingat dan dipahami. Buka kembali pelajaran yang telah guru berikan di madrasah dan waktu yang baik adalah sesudah shalat isya dan sebelum shalat subuh walaupun hanya sebentar saja yang penting pelajaran selalu diulang di rumah ya nak”[5]

Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran yang diberikan guru menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran.
“ Kami dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif /diskusi dengan masing-masing kelompok siswa menyampaikan makalah untuk dibahas dan didiskusikan dengan sesama kelompok dan kelompok yang lain menanggapi penyampaikan makalah. Dan metode pengajaran kami dengan metode tanya jawab, penugasan dan ceramah”[6]

C.     Faktor  yang mempengaruhi sukses belajar
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala MAN 3 Marabahan mengenai faktor apa saja pendukung dalam sukses belajar di madrasah, menurut beliau:
Ada beberapa faktor pendukung belajar belajar di madrasah, sehingga  dapat sukses dan terlaksana dengan baik, yaitu:
1.       Adanya kerjasama antara kepala madrasah dengan guru dan karyawan,
2.      Adanya sarana dan prasarana yang memadai dalam kegiatan proses pembelajaran di madrasah,
3.      Adanya tenaga tata usaha dan guru BK,
4.      Sebagian besar guru memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang yang diajarkan,
5.      Adanya fasilitas perpustakaan yang memadai.[7]
Selanjutnya menurut kepala MAN 3 Marabahan, ada faktor penghambat sukses belajar di madrasah, yakni:
1.  Sebagian tempat tinggal guru dan siswa jauh dari madrasah,
2.  Sarana dan prasarana  yang terbatas untuk berbagai kegiatan yang dilaksanakan,
3.  pola fikir guru tidak sama atau berbeda dalam proses pembelajaran
4.  kemampuan guru berbeda antara yang satu dengan yang lain,
5.   metode dan model pembelajaran yang kurang bervariasi[8]

D.    Hasil angket siswa

















Reference
1. Fathurrohman, Pupuh dan Sobry  Sutikno. 2009. Strategi  Belajar  Mengajar Bandung:  PT  Rafika Aditama.
2. Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
3. Slamet. 1996. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.





[1] Irhamsyah, S.Ag  ( Kepala Tata Usaha ) MAN 3 Marabahan ) wawancara/ Dokumen MAN 3 Marabahan,  Tamban: 03 Juni 2014.

[2] Rustam Eff, Kepala MAN 3 Marabahan, Wawancara Pribadi, Tamban, 29 April 2015.

[3] Abdurrahman, Wakil Kepala MAN 3 Marabahan, Wawancara Pribadi, Tamban,  Rabu 18  April 2015.

[4] Mahmudin, guru Qur’an Hadis MAN 3 Marabahan, Wawancara Pribadi, Tamban, Sabtu, 30 Mei 2015
[5] Hj. Laila, Guru Bahasa Arab MAN 3 Marabahan , Wawancara Pribadi,  Tamban,  Sabtu, 30  Mei 2015

[6] Syahrir, guru Fikih MAN 3 Marabahan ,Wawancara Pribadi, Tamban, Sabtu 30 Mei 2015

[7] Rustam Eff, Kepala MAN 3 Marabahan, Wawancara Pribadi, Tamban, Sabtu, 30 Mei 2015.

[8]  Rustam Eff, Kepala MAN 3 Marabahan, Wawancara Pribadi, Tamban, Sabtu, 30 Mei  2015.

1 komentar:

  1. TERIMA KASIH TELAH MEMPOSTING TULISAN SAYA SURIYADI MG BERKAH TUK SEMUA YANG MEMERLUKAN MAKALAH INI

    BalasHapus